Laman


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com

Kamis, 19 Mei 2011

MBAH SURIP











Tak gendong kemana-mana Tak gendong kemana-mana Enak dong, mantep donk Daripada kamu naik pesawat kedinginan Mendingan tak gendong to Enak to, mantep to Ayo.. Kemana .............. Masyarakat Indonesia yang sering menonton televisi,dan terutama pecinta musik dan kesenian pasti akan tahu lirik ini dan mengenal sosok yang menyanyikannya yaitu Mbah Surip. Tiap hari kita melihat video klip Lagu yang berjudul "Tak Gendong" sering tampil di berbagai acara musik di Televisi. Dengan rambut gimbal penuh asseories rasta ala penyanyi Reggae, serta dengan tawanya yang lepas Ha ha ha ha telah membuat Mbah Surip dikenal luas masyarakat Indonesia. Sewaktu dengerin lagunya, lucu banget dan sederhana sekali liriknya tapi tetap memiliki arti yang dalam. Namun siapakah sebenarnya
Mbah Surip ini ? Bagaimana perjalanan hidupnya sehingga dapat menjadi orang terkenal saat ini ?Awal Kehidupan Mbah Surip Mbah Surip dilahirkan pada tanggal 5 Mei 1949 di Mojokerto Jawa Timur. Dilahirkan dengan nama Urip Ariyanto. Saat ini Mbah Surip berstatus duda dengan empat anak dan sekaligus juga sebagai kakek dengan empat cucu. Menurut pengakuannya Mbah Surip termasuk orang yang senang sekolah, Mbah Surip memiliki ijazah SMP, ST, SMEA, STM, Drs. sama insinyur dan MBA. Selain sebagai penyanyi, Mbah SUrip pernah merasakan pengalaman bekerja di bidang pengeboran minyak, tambang berlian, emas, dan lain-lain bahkan pernah bekerja di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania dan California. Namun Merasa nasibnya kurang baik, Mbah Surip mencoba peruntungan dengan pergi ke Jakarta. Di Ibukota Jakarta, ia bergabung dengan beberapa komunitas seni seperti Teguh Karya, Aquila, Bulungan, dan Taman Ismail Marzuki. Pada suatu waktu, nasib menentukan lain. Mbah Surip mendapat kesempatan untuk rekaman dan akhirnya meraih kesuksesan seperti sekarang. Perjalanan di Dunia Musik Dalam perjalanan musiknya Mbah Surip telah mengeluarkan beberapa album musik. Album rekamannya dimulai dari tahun 1997 diantaranya, Ijo Royo-royo (1997), Indonesia I (1998), Reformasi (1998), Tak Gendong (2003) dan barang Baru (2004). Namun ternyata lagu Tak Gendong diciptakan pada tahun 1983 saat Mbah Surip bekerja di Amerika Serikat. Menurut Mbah Surip Filosofi dari lagu ini yaitu Belajar salah itu, yang digendong ya siapa saja, entah baik, galak, nakal, atau jahat. Seperti bus, nggak peduli penumpangnya, entah itu copet, gelandangan, pekerja, ya siapa saja. Sebab, menggendong itu belajar salah.Hmm..


Mbah
Surip tampil juga lewat video klip “Witing Trisno” karangan Tony Q Rastafara di MTV. Ciri khas dari setiap aksinya di panggung musik yaitu selalu ditemani "Gitar Kopong" nya, menyanyi dengan sangat relax dan nyanyi “ngalor-ngidul” dengan gaya-nya yang khas; kocak, gila, dan bebas ekspresi. Karakter inilah yang membuat Emha Ainun Najib atau Cak Nun sering menggambarkan sosok Mbah Surip adalah gambaran “Manusia Indonesia Sejati” yang tidak pernah merasa susah, tidak pernah gelisah, tidak pernah sedih dan selalu tertawa, meskipun seringkali di ledek orang Mbah Surip tetap saja tertawa tidak pernah dendam, atau membalas ledekan tersebut. Bahkan terkadang Mbah Surip bingung untuk pulang karena kehabisan ongkos. Hasilnya Mbah Surip mengejawantahkan kesusahannya dalam sebuah lagu “minta ongkos pulang”. Dalam lagu tersebut Mbah Surip bercerita tentang pacarnya, meskipun kita ragu kalau Mbah Surip pernah berpacaran. Pada bait akhir lagunya mbah Surip meminta sesuatu kepada yayangnya (panggilan Mbah Surip kepada pacarnya dalam lagu tersebut), Yang, boleh ga aku pegang tanganmu ?.. boleh, boleh boleh.. Yang, boleh ga aku cium kamu ?, ..boleh, boleh boleh… Yang, boleh ga aku minta ongkos pulang ?,… boleh, boleh boleh… Selain lagu Hit Tak Gendong lagu Mbah Surip lainnya sudah sangat dekat dan bersahabat di telinga Cak Nun dan jamah kenduri cinta, diantaranya: “Bangun Tidur, atau Turunkan harga minyak angin”. Bahkan lagu Tak Gendong sempat di tayangkan video klip nya di stasiun televisi swasta. Terkadang mbah Surip mambawakan lagu tanpa syair dan tanpa nada dengan judul “diam bersama atau saling memandang” . Namun yang terjadi bukannya penonton diam atau saling memandang malah membuat orang tertawa terbahak-bahak. Ha ha ha ha I Love You Full !! Lirik Lengkap Lagu "Tak Gendong" Tak gendong kemana-mana
Tak gendong kemana-mana
Enak donk, mantep donk
Daripada kamu naik pesawat kedinginan
Mendingan tak gendong to
Enak to, mantep to
Ayo.. Kemana Tak gendong kemana-mana
Tak gendong kemana-mana
Enak tau
Where are you going ?

Ok I’m
Where are you going?
Ok my darling Ha…Ha… Tak gendong kemana-mana Tak gendong kemana-mana Enak donk, mantep donk Daripada kamu naik taxi kesasar Mendingan tak gendong to Enak to, mantep to Ayo.. Mau kemana Tak gendong kemana-mana Tak gendong kemana-mana Enak tau Where are you going? Ok I’m Where are you going? Ok my darling Profil Mbah Surip : Nama Lengkap : Urip Ariyanto Nama Beken : Mbah Surip Tempat Lahir : Mojokerto, Jawa Timur Tanggal Lahir : 5 Mei 1949 Gelar Pendidikan : Drs, Insinyur dan MBA Resep sehat : Jangan makan yang nggak kamu sukai dan bergaullah dengan orang yang kamu sukai. Pekerjaan lama : Engineer di bidang pengeboran minyak, tambang berlian, emas, dan lain2 Makanan Favorit : Perkedel kentang Minuman Favorit : Kopi hitam Aliran Musik : Reggae Jargon : I Love You Full

Mbah Surip waktu masih muda











Mbah Surip, dari Ladang Minyak ke Ranah Seni
Lagu Tak Gendong tentang Belajar Salah

Lirik lagu Tak Gendong milik Mbah Surip yang saat ini digemari memang terkesan sederhana. Tapi, makna yang dimaksudkan oleh penyanyi bergaya reggae, sang pembuat lagu, itu tidak mudah untuk dipahami. Seperti apa maksudnya? Simak juga kisah hidup pak tua sekaligus master di bidang filsafat tersebut.

---

SAAT memulai wawancara dengan Jawa Pos, Urip Ariyanto -nama lengkap Mbah Surip-menikmati santap siang di warung nasi kawasan studio penta SCTV Jumat lalu (19/6). Menunya sayur daun singkong, tahu, dan perkedel kentang. Minumnya teh manis panas dan segelas kopi.

Selera makannya kok sederhana? "Iya, yang saya suka. Perkedel kan enak. Tahu juga enak, tapi sedikit saja, jangan banyak-banyak. Sedangkan orang lain kan banyak. Saya belajar sedikit saja. Tapi, saya nggak mengatakan (menu, Red) itu sederhana, melainkan cukup," jawab pria kelahiran Mojokerto, 5 Mei 1949, tersebut.

Resep sehat ala Mbah Surip memang sederhana. "Jangan makan yang nggak kamu sukai dan bergaul dengan orang yang kamu sukai. Yang kamu suka itulah resep sehat. Bersiul, bernyanyi, belajar mengaji," ujarnya lantas tertawa.

Dia lalu menjelaskan lagu Tak Gendong yang saat ini dinyanyikan oleh banyak orang. Lagu itu berisi pembelajaran. Yakni, payung tempat manusia belajar salah menjadi benar. "Biasanya, yang dipelajari adalah sesuatu yang benar. Kalau itu, salah menjadi benar."

Tafsir sederhananya bagaimana? "Belajar salah itu, yang digendong ya siapa saja, entah baik, galak, nakal, atau jahat. Seperti bus, nggak peduli (penumpangnya, Red), entah itu copet, gelandangan, pekerja, ya siapa saja. Sebab, menggendong itu belajar salah," jelasnya.

Lagu tersebut tercipta relatif lama, pada 1983. Waktu itu dia bekerja di Amerika Serikat. Dia baru masuk rekaman untuk album ketujuh kali ini. "Mungkin dulu bikin begitu, sekarang direnungkan lagi. Dibuat waktu ngebor minyak, tepatnya di California," ungkap ayah empat anak sekaligus kakek empat cucu itu.

Profesi Mbah Surip sebelumnya memang pekerja di bidang pengeboran minyak, tambang berlian, emas, dan lain. Sekitar sepuluh tahun dia menggeluti kerja lapangan tersebut. Tempat kerjanya bukan hanya Indonesia, tapi juga luar negeri, antara lain Kanada, Texas, dan Yordania. "Saya dulu engineer. Pernah ngebor minyak, pernah kerja di bidang kelistrikan, bangunan, borong-borongan," ucap sarjana kimia Universitas Sunan Giri, Surabaya, itu lantas tertawa.

Lalu, profesi paling pertama yang dicoba apa? "Nah, itu, saya bingung lagi. Wong, saya bisa juga cari ketela, ubi, buat bayar sekolah. Sayur basi saya kumpulkan untuk biaya sekolah. Saya senang sekolah. Ada S-1, MBA, akhirnya ya jadi mbah. Saya punya ijazah SMP, ST, SMEA, STM, Drs, sama insinyur dan MBA. Termasuk, saya mempelajari geologi," tuturnya. Dia enggan menyebut nama kampus tempatnya kuliah S-2 tersebut.

Tapi, belakangan Mbah Surip sibuk cari ijazahnya lagi. Dia lupa menyimpannya. Padahal, dia hendak mengurus persyaratan berangkat ke Inggris. Kerja apa lagi? "Ya ke Inggris saja pokoknya," ucapnya penuh rahasia.

Di Jakarta, Mbah Surip memang punya banyak "rumah". Bisa studio SCTV, kampung artis tempat syuting sinetron di kawasan Jakarta Timur, warung apresiasi Bulungan, komunitas teater, dan banyak lagi. Bagaimana kalau orang mau kirim surat? "Ke studio SCTV, bisa. Ke mana saja, bisa," terangnya.

Sejak 1998 Mbah Surip menjadi seniman, meninggalkan pekerjaan lama tersebut. Kenapa ingin menyanyi? "Jangan ditanya begitu. Semuanya enak di dunia ini, asal ada pekerjaan. Kemarin ya kemarin. Sekarang, mungkin besok, ya kita cari lagi," papar dia.

Sejak saat itu pula, dia berdandan ala reggae. Tapi, dia bukan penggemar Bob Marley. Mbah Surip justru menyatakan menggemari Bing Slamet (almarhum). "Itu bukan Bob Marley. Itu negara Bob Marley, Jamaika," tegasnya sambil menunjuk topi dengan corak bendera Jamaika. (Sugeng Sulaksono/tia)

(http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=76334)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar